Sabtu, 16 Februari 2008

Rahasia Rumus-rumus "Cepat" Matematika

Rahasia Rumus-rumus "Cepat" Matematika



Oleh: Al Jupri

Dulu, ketika saya masih baru menjadi mahasiswa baru tingkat pertama, saya berkenalan dengan salah seorang mahasiswa baru lainnya yang di kemudian hari menjadi teman baik saya. Ketika awal perkenalan, kami pun ngobrol kesana-kemari. Tanya sana-tanya sini. Jawab sana, jawab sini. Hingga ia pun akhirnya bercerita bahwaa nilai tes Matematika Dasar-nya, yaitu salah satu mata pelajaran yang diujikan di UMPTN*, adalah 100 alias benar semua.
Mendengar ceritanya tersebut, saya pun terkagum-kagum dibuatnya. Dalam pikiran saya, saya berkesimpulan "Wah ia pasti orang yang sangat pandai". Rasa kagum saya mendorong rasa ingin tahu saya tentang pengetahuannya dalam matematika. Akhirnya, dalam masa awal perkenalan itu, saya ajak ia ngobrol tentang matematika yang sudah pernah kami pelajari ketika semasa SD sampai SMA dulu.
Dari obrolan tersebut, saya jadi tahu, ternyata ia benar-benar luas pengetahuan tentang matematika yang sudah dipelajarinya. Hingga akhirnya, mungkin untuk menunjukkan kepiawaiannya, ia mengajak saya adu cepat mengerjakan soal matematika.
Mendapat tantangan itu, sebenernya saya ngeper juga. Karena saya merasa tak sepandai dirinya. Namun, karena ini namanya juga bukan lomba dan bukan apa-apa, saya sih mau saja waktu itu. Soal-soal pun dipilih secara acak dari buku kumpulan soal-soal latihan tes UMPTN* dan EBTANAS** beberapa tahun sebelumnya yang masih rajin ia bawa ke mana-mana. Kemudian, adu cepat menyelesaikan soal matematika pun dimulai.
Bagaimana hasilnya? Siapa yang tercepat?
Ternyata benar, dalam beberapa menit saja, teman saya itu berhasil menyelesaikan semua soal yang sudah dipilih tadi (karena yang dipilih cuma 3 soal sih). Dan ia keluar sebagai yang tercepat, menjadi pemenang. Sedangkan saya, satu soal pun belum mampu saya selesaikan. Waktu itu, saya terlalu berkutat dengan soal nomor pertama yang lumayan sukar untuk ukuran saya waktu itu. Walau sudah dengan segenap kemampuan saya berusaha menyelesaikannya, tapi ternyata, sampai waktu habis belum ketemu juga. Saya pun mengakui kelebihan dan kehebatannya.
Dengan sedikit malu-malu, saya bertanya padanya tentang soal yang belum bisa saya selesaikan tersebut. Sambil saya tanyakan pula kenapa ia begitu cepat bisa menyelesaikan soal-soal tersebut. Soal yang waktu itu belum bisa saya selesaikan adalah seperti berikut ini.
Soal: Bila a + 1/a = 5, maka nilai dari a3 + 1/a3 =…
Dengan cepat teman saya itu pun menyelesaikan soal tersebut seperti berikut ini:
a3 + 1/a3 = (a + 1/a)3 – 3a.1/a(a + 1/a) = 53 – 3(5) = 125 – 15 = 110.
Melihat cara penyelesaiannya, saya hanya bisa melongo waktu itu. "Cuma satu baris? Padahal saya mencoba menyelesaikannya berbaris-baris, dan belum ketemu juga", itu yang ada di pikiran saya. Kemudian, saya pun bertanya ke teman saya itu, kenapa cara pengerjaannya seperti itu?
Dengan senang hati, ia pun menjelaskan ke saya. Ia katakan bahwa, soal semacam tersebut dapat dengan mudah diselesaikan dengan rumus "cepat" berikut ini.
a3 + b3 = (a + b)3 – 3ab(a + b) ………………………………..(1)
Dengan mengganti b dengan 1/a, katanya, maka soal tadi dapat diselesaikan dengan cepat seperti yang sudah dikerjakannya tadi.
Saya yang tak terbiasa menggunakan rumus "cepat" ketika di SMA dulu, penasaran ingin tahu alasan kenapa rumus "cepat" tersebut bisa dipakai. Tapi sayang, teman saya itu tak memberi tahu saya. Malahan ia menambah lagi rumus cepat yang sudah ia ketahuinya, yaitu:
a3 – b3 = (a – b)3 + 3ab(a – b)……………………………….(2)
Akhirnya, ngobrol-ngobrol pun beres. Ia bergegas pulang menuju kost-kost-annya. Saya pun begitu, pulang dengan rasa penasaran yang mengganjal.
Di kost-kost-an, dengan penuh rasa penasaran ingin tahu, saya pun mengutak-atik rumus "cepat" yang telah ia gunakan tersebut. Setelah beberapa waktu lamanya, akhirnya, terpecahkan juga rahasia rumus "cepat" yang dipakai teman saya tersebut. Saya berhasil menelusuri asal-muasal rumus "cepat" tersebut, berhasil menguak rahasianya. (Duh rasanya begitu senang sekali, tak bisa saya ekspresikan dengan kata-kata).
Hasil penelusuran saya tersebut, setelah saya rapikan, seperti berikut ini.
(a + b)3 = (a + b)2(a + b)
= (a2 + 2ab + b2)( a + b)
= a3 + a2b + 2a2b + 2ab2 + b2a + b3
= a3 + b3 + 3a2b + 3ab2
= a3 + b3 + 3ab (a + b)
Jadi, (a + b)3 = a3 + b3 + 3ab (a + b).
Sehingga, a3 + b3 = (a + b)3 – 3ab (a + b). Rumus "cepat" (1) dapat saya buktikan kebenarannya. Kemudian, dengan cara serupa, saya pun berhasil menelusuri asal-muasal rumus "cepat" (2).
Walaupun apa yang telah saya lakukan tersebut sederhana, tapi bagi ukuran saya waktu itu adalah sesuatu yang menggembirakan hati, menyenangkan pikiran, dan memuaskan dahaga keingin-tahuan saya.
Sejak saat itu, bila ada rumus-rumus "cepat" yang saya temui di buku-buku bimbingan tes, saya pun terpacu untuk menelusuri asal-muasalnya. Dengan cara seperti itu, saya seringkali berhasil memecahkan rahasia rumus-rumus "cepat" yang selama ini beredar luas di kalangan siswa yang mengikuti bimbingan test.
Baiklah, segitu dulu saja ceritanya ya…, lain kali insya Allah saya akan membahas baik-buruknya penggunaan rumus "cepat" (Ada satu cerita yang sangat menggelikan tentang hal ini. Mau tahu? Silakan tunggu di postingan mendatang…). Sampai di sini dulu ya…, mudah-mudahan bermanfaat.
Sebagai bahan latihan untuk Anda, cobalah telusuri asal-muasal rumus-rumus "cepat" berikut ini.
Persamaan garis yang melalui titik (0, a) dan (b, 0) adalah ax + by = ab.
Perhatikan gambar berikut. Panjang PQ dapat ditentukan dengan mudah, yaitu:
PQ = (AP. DC + DP. AB)/(AD)

Photobucket



Catatan:
*UMPTN: Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (Saat ini namanya SPMB)
**EBTANAS: Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (Saat ini namanya UAN)

Sumber: http://mathematicse.wordpress.com/2007/07/02/rahasia-rumus-rumus-cepat-matematika/

Ayo, Belajar Fisika!


Ayo, Belajar Fisika!



Zainal Abidin, S.Pd
www.geocities.com/zai_abidin69/mypage.html
zainal.abdidin.mustofa@gmail.com




Kesulitan mempelajari fisika? Jangan menyerah! Pasti ada jalan untuk berhasil, bukan sekedar untuk lulus ujian, tetapi juga untuk memahami fisika dengan lebih baik.

Paradigma Fisika
Sebelum mengambil langkah-langkah penyelamatan, kita harus enanggalkan
paradigma yang sudah terlanjur keliru terhadap fisika. Paradigma inilah yang menimbulkan prasangka buruk yang berlanjut dengan keengganan belajar fisika. Di tingkat bawah sadar kemudian terbentuk daya tolak yang kuat sehingga mempersulit situasi. Hal-hal berikut ini harus anda camkan dulu sampai ke tingkat bawah sadar untuk mengubah paradigma anda:

Fisika mempelajari perilaku alam
Oleh karena kita semua hidup di dalam alam, bahkan kita sendiri juga bagian dari alam, pengalaman merupakan dasar yang kuat dalam belajar fisika. Logika fisika pada tingkat dasar adalah logika masuk akal, yakni yang sesuai dengan pengalaman. Memang dalam tingkat lanjutan, pengalaman kita akan tertinggal jauh oleh penjabaran fisika secara matematis, sehingga posisinya menjadi terbalik, yaitu kita memanfaatkan fisika untuk membuat prediksi perilaku alam, termasuk gejala yang belum pernah kita alami.

Fisika tidak identik dengan matematika
Jangan terjebak oleh tampak luar fisika. Persamaan fisika bukan persamaan matematika biasa, mereka dilatarbelakangi oleh berbagai cerita, kondisi, dan asumsi model. Matematika dipilih sebagai bahasa dalam fisika, karena sifatnya yang kompak dan konsisten. Alur logika matematika dapat menggelinding sendiri mendahului logika manusia yang hanya bersandarkan pengalaman. Jadi rumus fisika hanyalah alat, bukan fisika itu sendiri. Soal-soal adalah ajang latihan bagi anda untuk memahami gejala fisikanya, bukan sekedar berlatih melakukan perhitungan.

Langkah Belajar
Setelah anda berhasil menyumbat kesalahpahaman anda terhadap fisika, marilah kita membahas langkah-langkah untuk belajar fisika. Belajar dalam arti sesungguhnya, bukan hanya bertujuan lulus ujian saja.
1. Ingatlah konsep atau hukum fisika berdasarkan ceritanya, bukan rumusnya
Seperti cerita dalam buku atau film, kita dengan mudah mengingatnya tanpa usaha yang berarti. Pada dasarnya manusia menyukai cerita, otak kita amat mahir dalam mengingat cerita. Oleh sebab itu jika anda tahu persis jalan cerita sebuah konsep fisika, anda akan mengingatnya dengan mudah, termasuk rumus-rumus matematik yang dipergunakanya. Kemudian kaitkan konsep ini dengan pengalaman anda sendiri tentang perisitiwa nyata dalam kehidupan sehari-hari agar lebih mantap.
2. Kuasai bahasa pokok fisika : matematika
Matematika diperlukan sebagai alat untuk melakukan analisa dalam fisika. Anda harus tahu cara kerja sebuah alat sebelum menggunakannya mengerjakan sesuatu. Pada tingkat dasar, anda perlu tahu tentang : aljabar, kalkulus (turunan dan integral), dan vektor.
Jika anda belum menguasainya, anda akan berjalan di tempat, anda tidak akan ke mana mana dalam fisika.
3. Analisalah soal fisika berdasarkan ceritanya, bukan angka-angkanya
Soal fisika juga memiliki jalan cerita. Cocokkan ceritanya ini dengan cerita yang anda ingat dalam konsep-konsep yang sudah anda pelajari. Jika anda menemukan alur cerita yang mirip dengan soal itu, maka anda telah menemukan konsep yang akan dipakai untuk memecahkan permasalahannya. Soal adalah ajang latihan bagi logika anda dan memperkuat pemahaman anda tentang sebuah konsep dalam fisika.
4. Carilah arti fisis hasil perhitungan atau penurunan rumus fisika
Hasil perhitungan atau penurunan rumus fisika bukanlah sekedar bilangan atau symbol-simbol belaka. Mereka juga menyimpan pengertian fisis seperti konsep-konsep yang dipakai untuk menghasilkannya. Tanpa interpretasi fisis, tidak ada gunanya kita bergelut dengan matematik perhitungannya. Umpan balik yang diberikan oleh hasil perhitungan ini amat konstruktif bagi penguasaan fisika anda.
5. Sintesiskan konsep yang sedang anda pelajari dengan konsep-konsep yang sudah anda pelajari sebelumnya
Dengan melakukan sintesa, anda akan mengetahui penerapan konsep yang sedang anda pelajari beserta kemungkinan-kemungkinannya yang lain. Di sinilah letak manfaat mempelajari dan menekuni sebuah bidang keilmuan.

Petunjuk Teknis
· Uraikan cerita lengkap konsep fisika pada suatu bab dalam catatan anda. Catatan yang hanya memuat rumus-rumus dan contoh soal tidak bermanfaat. Catat pula pengertian yang anda peroleh sendiri, baik dari kuliah, diskusi, maupun literatur.
· Dalam contoh soal, sisipkan komentar-komentar, baik tentang maksud soal, relevansi dengan konsep yang sudah dipelajari, maupun alasan-alasan langkah dalam penyelesaiannya. Jangan lupa memberikan interpretasi fisis pada hasil akhirnya.
· Tuliskan rangkuman tentang pengalaman anda pada akhir setiap bab. Komentari kemungkinan kaitannya dengan konsep yang ada pada bab-bab sebelumnya, atau bahkan relevansinya dengan bidang yang lain. Jika anda melakukan langkah-langkah di atas, tidak ada alasan lagi bahwa fisika itu susah dipelajari. Fisika itu memang mudah.

sumber: http://blogfisika-sman3bandarlampung.blogspot.com

Jumat, 15 Februari 2008

Hmmm, Ternyata Soal UN Matematika Itu Mudah!

Hmmm, Ternyata Soal UN Matematika Itu Mudah!
Iyan Ibrani, S.Pd

Judul di atas bukan basa-basi, kalau diperhatikan tidak semua soal pada UN itu sesulit yang dibayangkan, terkadang kalau kita mampu melihat dengan teliti sebuah soal, dengan logika yang sederhana pun kita bisa mengerjakannya. Berikut salah satu contohnya:

1. Persamaan lingkaran yang pusatnya terletak pada garis 2x – 4y – 4 = 0, serta menyinggung sumbu x negatif dan sumbu y negatif adalah ….

a. x² + y² + 4x + 4y + 4 = 0

b. x² + y² + 4x + 4y + 8 = 0

c. x² + y² + 2x + 2y + 4 = 0

d. x² + y² – 4x – 4y + 4 = 0

e. x² + y² – 2x – 2y + 4 = 0

Soal Ujian Nasional tahun 2006

1. Kata kunci yang ada pada soal tersebut adalah " menyinggung sumbu x negatif dan sumbu y negatif "karena lingkaran tersebut menyinggung sumbu x negatif dan sumbu y negatif, maka jarak pusat lingkaran ke sumbu x dan ke sumbu y pasti sama, itu artinya absis dan ordinat untuk pusat lingkarannya memiliki bilangan yang sama ( x = y )( contohnya lingkaran yang berpusat di ( –3,–3 ) adalah lingkaran yang menyinggung sumbu x negatif dan sumbu y negatif )

2. Setelah menemukan kata kuncinya kita tinggal menggunakan keterangan lain yang ada pada soal " pusat lingkaran terletak pada garis 2x – 4y – 4 = 0 ".Langkah berikutnya kita substitusikan nilai x = y kedalam persamaan garis :persamaan garis : 2x – 4y – 4 = 0substitusi x = y : 2x – 4(x) – 4 = 0– 2x – 4 = 0– 2x = 4x = – 2karena x = y, maka y = – 2Di dapat pusat lingkarannya adalah ( – 2,– 2 ), jarak dari pusat ke sumbu x atau sumbu y = 2 ( yang merupakan jari-jari lingkaran / r = 2 )

3. Langkah terakhir kita tinggal substitusikan hasil yang didapat kedalam persamaan umum lingkaran
(x – a)² + (y – b)² = r²
( x + 2 )² + ( y + 2 )² = 2²
x² + 4x + 4 + y² + 4y + 4 = 4
x² + y² + 4x + 4y + 4 = 0

Ya, mudah kan?

Kamis, 14 Februari 2008

SMAN 3 Bandar Lampung: Juara Sinema Pelajar

Sinema: 'Beautiful' Juara Lomba Film Pelajar BANDAR LAMPUNG (Lampost): Film "Beautiful" produksi Good n Community dari SMAN 3 Bandar Lampung memenangi Lomba Film Pelajar yang digelar Subdin Kebudayaan Dinas Pendidikan Provinsi Lampung, 13--15 Desember 2007.
Dewan juri yang terdiri dari Daniel Rudi Haryanto, Hermansyah G.A., Irwan Wahyudi, Ibrahim Wardin, dan Dede Safara juga menetapkan "Senja Terakhir" dari Teater Sebelas dari SMAN 11 Bandar Lampung dan "Angin dari Barat" produksi Teater Cupido dari SMAN 1 Sumberjaya Lampung Barat sebagai juara kedua dan ketiga.
Sedangkan untuk juara harapan kesatu, kedua, dan ketiga diraih masing--masing oleh "Perjuangan Sang Generasi" dari Sanggar Prista SMA Perintis 1 Bandar Lampung, "Kejora" dari Sanggar Saraswati SMAN 1 Gadingrejo, dan "Save Mady's Soul" dari SMA YP Unila.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Lampung Hermansyah, M.U.R.P. didampingi Ketua Pelaksana A. Murad Noer dalam sambutannya sebelum menyerahkan piala dan dana pembinaan mengatakan film pelajar ini dari segi ide, penggarapan, dan imajinya sangat membanggakan. "Ini membuktikan para pelajar Lampung memiliki kemampuan yang tak kalah baik itu dari konsepsi maupun estetik dengan para praktisi film profesional."
Hermansyah mencontohkan pada "Beautiful", film ini tidak saja menyajikan konsepsi artistik melalui sudut pengambilan gambar yang tak biasa. "Tetapi di sini juga disajikan perenungan dalam menghadapi proses kematian. Pun dengan 'Senja Terakhir' yang menyajikan satu sentuhan dramatik yang memukau," katanya.
Sedangkan untuk film "Angin dari Barat", kata dia, berhasil mengolaborasikan beragam kreasi hasil kebudayaan yang patut terus dijaga dan dilestarikan. "Film-film yang meraih prestasi dalam ajang apresiasi film pelajar tahun ini memang memiliki kekuatan masing-masing. Dengan modal inilah garapannya akan muncul sineas muda Lampung yang bakal mewarnai perkembangan dunia perfilman Indonesia."
Sementara Ketua Umum Farfi Lampung Hermansyah G.A. mengemukakan bahwa perkembangan dunia film di Lampung cukup menggembirakan. Dia berharap gelaran apresiasi film pelajar yang diselenggarakan Subdin Kebudayaan Dinas Pendidikan Provinsi Lampung akan menjadi satu agenda tahunan.
"Ini merupakan langkah strategis untuk menyalurkan bakat-bakat pelajar di bidang sinematografi. Sehingga ke depan dunia perfilman Lampung akan melesat hingga tingkat nasional," ujar Hermansyah yang juga merupakan anggota DPRD Kabupaten Tanggamus ini.
Kegiatan ini sendiri diikuti sebanyak 10 sanggar seni pelajar dari SMA se-Provinsi Lampung. Pada hari pertama penyelenggaraan, Kamis (13-12) diputar enam film peserta yakni "Senja Terakhir" karya SMAN 11 Bandar Lampung, "Kejora" dari SMAN 1 Gading Rejo, "Beautiful" dari SMAN 3 Bandar Lampung, "Anggin dari Barat" dari SMAN 1 Sumber Jaya, "Perjuangan Sang Generasi" dari SMA Perintis 1 Bandar Lampung dan "Pena Kurniasih" dari SMAN 1 Gading Rejo.
Sedangkan pada hari kedua penyelenggaraan, Jumat (14-12) akan diputar empat film yakni "Say No To Late" dari SMAN 3 Bandar Lampung, "Save Mady's Soul" dari SMA YP Unila, "Rudi Nggak Sekolah" dari SMA Al Kautsar, dan "Kabut Hitam di Atas Sekolah" dari SMA Taman Siswa Teluk Betung. Selain akan digelar pemutaran film, pada hari kedua akan dilakukan diskusi. n TYO/K-1
Sumber: Lampung Post, Senin, 17 Desember 2007

Rabu, 13 Februari 2008

SIAP Ujian Nasional

Siap Ujian Nasional
Zainal Abidin, S.Pd

Ujian Nasional? Biasa sajalah!
Ia hanyalah sebuah alat evaluasi anda belajar selama tiga tahun.
Jangan gelisah, tapi kalau anda gelisah ya... gak apa-apa! Manusiawi.
Air untuk dapat menguap maka ia berada dalam keadaan kritis!

Pesan saya:
Siapkan tiga hal:
1. Siap Materi
2. Siap Mental
3. Siap Teknis
Dan saat ujian kerjakan sebaik-baiknya dan gunakan waktu secermat-cermatnya.

Selamat belajar saja, moga-moga sukses.

Kotak Pesan